Rabu, 13 Juli 2011

Gorilla

Pada suatu hari seorang petinggi kerajaan yang dikaruniai penglihatan kurang sempurna pergi melihat pameran lukisan binatang di Taman Ismail Marzuki. Namun demikian dia begitu pede dan semena-mena dengan bawahannya. Seperti biasa dia dituntun oleh seorang ajudannya yang begitu sabar dan setia.
Petinggi, "Wah... lukisan ini apik tenan. Gambar ikannya bener­bener hidup."

Ajudan, "Shtttt... jangan keras-keras, Pak... Itu gambar buaya.!"

Petinggi, "Masak buaya, mengapa tidak menggambar ikan saja, buaya kan ndak bisa dimakan."
Sambil mendengarkan komentar petinggi tersebut, sang ajudan menarik tangannya untuk kemudian mereka berpindah ke lukisan lain.
Petinggi, “Gambar gajah ini benar-benar gagah."

Ajudan, "Shtttt.... jangan keras-keras, Pak. Itu gambar banteng."

Petinggi, “Masak banteng, kok ora nggambar gajah saja, kupinge kan bisa buat kipas-kipas."
Karena capek dengan komentar sang petinggi akhirnya si ajudan diam saja, melihat kenyataan itu sang petinggi pun sadar. Dia selanjutnya menahan diri untuk tidak memberi komentar sampai dia tiba-tiba merasa berada pada sebuah satu pojok ruang pameran tersebut.

Sang petinggi kemudian berseru, "Wah, sing iki apik tenan. Lukisan gorilanya begitu nyata anatominya!"
Ajudannya langsung tertegun menahan tawa dan berkata,

"Shttt...., Pak jangan keras-keras. Itu cermin......."

Petinggi, "Masak cermin, kok tidak Gorilla saja, Gorilla khan bisa melucu, membuat tertawa."
Rupanya sang petinggi belum juga sadar, "

Pak, itu yang di cermin memang gambar Gorilla, lucu dan membikin tertawa, tapi apa tuan tidak tersinggung?"

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Hehe Kalau Anda Mau Nulis Bareng Yuk, Kirim Tulisan Anda ke Email Kami, mediahitam@yahoo.com

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda